Recent Blog Post

WELCOME TO MY BLOG

Archive for November 2018

  • Jurnal blog tips memulai bisnis budidaya atau ternal lele yang menguntungkan
    Budidaya atau ternak ikan lele adalah salah satu peluang bisnis menguntungkan yang dapat Anda manfaatkan. Di mana, lele adalah salah satu ikan tawar yang paling diminati, khususnya oleh masyarakat Indonesia. Menjalankan bisnis ikan lele pun tidak sulit, karena ikan lele termasuk ikan yang mudah didapatkan dan cara perawatannya pun lebih mudah dibanding jenis ikan lainnya. Bagi Anda yang ingin memulai bisnis budidya atau ternak lele, ikutilah beberapa tips di bawah ini agar bisnis Anda berjalan dengan baik dan lebih mudah berkembang.

    Persiapkan Kolam Lele

    Hal pertama sebelum memulai bisnis budidaya atau ternak lele adalah menyediakan kolam, bisa dalam bentuk tanah, terpal, maupun semen. Pastikan kolam yang Anda buat memiliki ukuran yang besar sehingga mengurangi risiko ikan lele mati karena kekurangan oksigen. Setelah proses pengisian kolam, Anda juga harus menunggu beberapa hari sebelum menebar bibit lele ke dalam kolam. Karena, Anda harus menunggu proses pembentukan lumut dan fitoplankton yang dapat menetralkan air kolam agar tidak mudah keruh.

    Pilihlah Bibit Unggul

    Dalam pemilihan bibit pun Anda tidak boleh adal. Anda harus memilih bibit lele unggul yang lebih sulit terserang penyakit, sehat, dan lebih besar. Lalu apa saja ciri bibit unggul pada lele? Bibit ikan lele yang unggul akan lebih gesit dan agresif saat pemberian makan, ukuran lele terlihat sama, warna sedikit lebih terang, dan sebagainya.

    Pisahkan Lele Ukuran Besar & Kecil

    Ikan lele merupakan jenis ikan kanibal atau suka memakan sesama jenis. Jadi untung menghindari risiko kematian pada lele, Anda dapat memisahkan lele yang berukuran besar dengan lele yang berukuran kecil. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir, ikan lele memakan satu sama lain.

    Perhatikan Proses Penebaran Bibit

    Kesalahan paling fatal yang dilakukan oleh peternak lele pemula adalah menebar bibit lele langsung ke dalam kolam secara berbarengan. Hal ini tentu dapat membuat bibit lele stres, sehingga menyebabkan kematian. Jadi cobalah gunakan ember, dan masukkan sebagian ember yang berisi bibit lele ke dalam kolam. Kemudian diamkan kurang lebih 30 menit agar bibit lele dapat keluar dengan sendirinya ke dalam kolam. Dalam penebaran benih, akan lebih baik jika Anda lakukan di pagi atau malam hari, karena waktu tersebut ikan lele cenderung lebih tenang.

    Sortir Ikan Lele

    Setelah ikan lele berumur kurang lebih 20 hari, Anda perlu melakukan penyortiran menggunakan bak untuk memisahkan lele berukuran besar dan kecil. Hal ini dilakukan untuk menghindari ikan lele kecil dari kekurangan makanan karena kalah cepat dengan lele berukuran besar. Jika tidak dipisahkan, ikan lele ukuran kecil akan lambat dalam pertumbuhannya,serta dapat mengurangi risiko ikan lele besar memangsa ikan lele kecil.

    Atur Kualitas Air Kolam

    Warna air kolam yang baik bagi ikan lele adalah hijau. Karena lele dapat bertahan hidup di air berlumpur, di mana warna hijau berarti banyak lumut di sekitar kolam. Air pada kolam ikan lele akan berubah menjadi merah ketika sudah dewasa dan siap panen. Meski, ikan lele tidak suka hidup di air jernih, Anda juga tidak boleh memasukkan sembarang air ke dalam kolam, karena Anda tidak akan tahu, apakah air tersebut mengandung bakteri atau parasit yang bisa menyebabkan penyakit pada ikan lele.

    Perhatikan Kedalaman Kolam

    Air pada kolam akan berkurang karena proses penguapan, sehingga Anda harus rutin menambahkan air kolam ke posisi normal. Tingkat kolam lele di bulan pertama adalah 20 cm, bulan kedua 40 cm, dan bulan ketiga 80 cm. Usahakan air kolam lele Anda tida terlalu dangkal, karena hanya akan membuat konsisi air dan membuat lele menjadi panas sehingga menyebabkan kematian pada lele. Anda juga bisa menambahkan tanaman air seperti eceng gondok atau talas ke dalam kolam. Dengan begitu, kolam akan menjadi teduh dan dapat menyerap racun dalam kolam.

    Perhatikan Pakan Lele

    Biasanya, ikan lele harus diberikan makan tiga kali sehari yaitu pulul 7 pagi, 5 sore, dan 10 malam. Jika Anda menemukan ikan lele aktif dan mendorongkan kepalanya, Anda bisa memberikan waktu makan tambahan. Dalam proses pakan budidaya lele, Anda dapat menggunakan pakan jenis sentrat 781-1 yang didalamnya mengandung nutrisi yang dibutuhkan lele, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Dalam pemberian pakan, Anda juga tidak boleh melakukannya secara berlebih, karena hanya dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat pakan yang mengendap dan tidak termakan oleh lele.

    Pencegahan Hama & Penyakit

    Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang memengaruhi jumlah produksi menurun sehingga mempersulit keberhasilan budidaya lele. Untuk pencegahan hama, Anda dapat menggunakan penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke dalam kolam. Untuk menghindari penyakit, Anda dapat memberikan obat-obatan yang tersedia di toko perikanan.

    Proses Panen

    Ikan lele biasanya sudah dapat dipanen setelah 3 bulan semenjak bibit lele disebar. Pemanenan lele dapat dapat dilakukan dengan menyortir ikan yang layak dikonsumsi atau telah memiliki ukuran 4-7 ekor per kg, atau sesuai dengan keinginan pembeli.

    Pasca Produksi

    Sebelum Anda menebar bibit baru, ada baiknya untuk membersihkan kolam untuk mengurangi kotoran atau sisa makanan ikan lele sebelumnya. Dengan membersihkan kolam, Anda juga dapat mengetahui apakah masih ada ikan lele yang tertinggal, karena jika masih ada ikan di dalam kolam dan Anda telah menebar bibit baru, maka bibit lele baru akan habis di makan ikan lele yang siap panen tersebut.

    Itulah beberapa tips yang dapat Anda lakukan sebelum memulai dan saat menjalankan bisnis budidaya ikan lele. Dengan melakukan semua tips di atas, bisnis ikan lele Anda akan lebih mudah berkembang dan membuat omzet bisnis Anda meningkat. Selain melakukan tips di atas, Anda juga tidak boleh melupakan untuk mencatat seluruh keuangan bisnis, mulai dari modal, biaya yang dikeluarkan, penjualan, dan sebagainya. Anda dapat mempermudah melakukan semua pencatatan tersebut hingga menjadi laporan keuangan yang akurat melalui Jurnal.

    Jurnal merupakan software akuntansi online yang dapat membantu Anda mencatat seluruh transaksi bisnis dan membantu Anda menyediakan laporan keuangan secara realtime dengan data yang lebih akurat. Info lebih lanjut mengenai Jurnal dapat Anda temukan di sini https://www.jurnal.id/en/blog/2018/tips-memulai-bisnis-budidaya-atau-ternal-lele-yang-menguntungkan

    Tips Memulai Bisnis Budidaya atau Ternak Lele yang Menguntungkan

  • Apakah anda memerlukan sebuah tote bag, atau Anda tahu seorang teman yang menginginkannya sebagai hadiah? Tidak ada alasan untuk membayar mahal untuk sesuatu yang dapat Anda buat sendiri. Yang anda perlukan hanyalah bahan, benang dan keterampilan dasar dalam menjahit.

    1. Penyiapan Bahan
    Pilih bahan untuk tas. Mungkin bagian yang tersulit dari semua ini adalah memilih bahan, karena terdapat banyak pilihan. Segala jenis bahan bisa digunakan, apakah Anda ingin menggunakan bahan denim dari sepasang celana jeans yang sudah tua atau membeli bahan satin yang mahal untuk membuat tote bag yang mewah. Ada beberapa hal yang perlu diingat ketika memilih bahan:
    • Jika Anda akan menggunakan tote bag untuk membawa barang-barang berat seperti buku, Anda sebaiknya memilih bahan yang kuat. Pilih bahan seperti kain katun, corduroy, atau semacam kain polyester yang tebal. Bahan lain yang tipis akan cepat robek ketika Anda membawa benda yang berat atau tajam.
    • Banyak pilihan bahan yang berpola, tapi jika ingin menghias tote bag Anda, gunakan bahan dengan warna yang solid untuk mengimbangi hiasannya.
    • Jika Anda ingin membuat lampiran dalam untuk tote bag, pilih dua jenis bahan. Lapisan bahan dalam biasanya terbuat dari bahan yang lebih lembut, sementara bahan untuk di luar terbuat dari bahan yang lebih kaku.
    • Kain yang tebal membutuhkan jenis jarum dan/atau alat mesin jahit berat untuk menjahit.
    • Jika Anda menggunakan bahan yang baru sama sekali, mungkin Anda perlu mencuci dan menyeterikanya terlebih dahulu sehingga tidak menciut setelah Anda membuatnya menjadi tas.
    Potong bahan persegi empat dengan ukuran yang sama. Anda dapat memilih seberapa besar atau kecilnya ukuran tote bag tersebut. Ukur sisi persegi empat dan gunakan pensil atau pena bahan untuk membuat tanda bagian yang akan Anda potong. Gunakan penggunting khusus untuk bahan untuk memotong bentuk persegi empat dengan rapih. Ulangi untuk bahan yang kedua sehingga setelah Anda selesai memotong, Anda memiliki dua helai kain dengan bentuk persegi empat.
    • Ingat bahwa tote bag yang telah selesai dibuat akan berukuran 2,5 cm atau lebih kecil daripada ukuran persegi empat, karena pinggiran bahan akan dijahit.
    • Jika Anda membuat tote bag dengan lapisan dalam, potong bahan dengan bentuk persegi empat, dua helai untuk bahan luar dan dua persegi empat untuk bahan dalam.
    • Berikut ada beberapa ide:
      • 30 x 35 cm untuk tote berukuran sangat kecil
      • 35 x 40 cm untuk tote berukuran sedang
      • 60 x 50 cm untuk tote berukuran sebesar tas pantai
    Tandai bagian di mana gantungan tas akan dipasang. Lipat persegi empat ke dalam tiga bagian secara memanjang dan gunakan pena kain atau pensil untuk menandai dua lipatan dalam. Tanda ini akan memberikan Anda petunjuk di mana tali tas Anda akan berada nantinya, sehingga pastikan melipat pada lebar bahan bukan melipat pada panjang bahan agar dapat menempatkan tali tas dengan tepat.

    2. Menjahit Badan Tas

    Kelim ujung atas persegi empat. Paling mudah untuk mengelim pinggiran atas tote yang akan menjadi sisi atas dari permukaan, sebelum Anda menjahit badan tas. Untuk melakukan ini, hamparkan bahan persegi empat itu sehingga bagian dalam bahan menghadap keluar. Lipat bagian atas kain sebesar satu inci. Gunakan jarum pentul untuk menjaga lipatannya, dan seterika sepanjangnya supaya tercetak lipatan. Ulangi hal yang sama pada bahan empat lainnya agar nantinya kelim akan sejajar pada kedua bagian. Gunakan mesin jahit atau jahit dengan tangan untuk mendapatkan jahitan yang lurus 1/2 inci (1.3 cm) dibawah lipatan kain pada kedua persegi empat.
    • Jika Anda membuat tote dengan lampiran dalam, hamparkan bahan lampiran persegi empat di atas bahan luar. Lipat kedua pinggirannya, gunakan jarum pentul agar lipatan terjaga lalu jahitkan kedua bahan itu untuk mendapatkan jahitan yang lurus.
    • Jika Anda menjahit garis yang berkelok, gunakan penyobek jahitan dan ulangi lagi.
    Jahit kedua persegi empat bersama-sama. Satukan persegi empat yang telah dijahit saling bertolak belakang sehingga bagian dalam dari masing-masing bahan menghadap keluar. Jahit sepanjang pinggiran dan bawahnya dengan menggunakan jahitan lurus. Jangan lupa untuk membiarkan bagian atasnya terbuka.

    Sambungkan setiap ujung bawah bahan. Lipat tas sehingga bukannya bertemu dalam sudut 90 derajat, tapi bagian bawah dan sudut jahitan bertumpuk satu dengan yang lainnya. Sekarang jahit sepanjang sudutnya, dengan menjaga lajur jahitan yang baru agar tegak lurus dengan lajur jahitan yang telah ada. Ulangi proses ini pada sudut berikutnya. Ketika Anda membalikkan tas dari dalam ke luar, sudut-sudutnya akan tertekuk ke dalam.

    3. Membuat Gantungannya

    Potong gantungan tas. Tentukan berapa panjang gantungan tas yang Anda inginkan (dengan mengingat mereka akan dilingkarkan) kemudian potong bahan selebar 5 cm dengan panjang yang sama. Lipat setiap potongan itu menjadi dua dan bagian dalam kain menghadap ke luar. Gunakan setrika untuk mencetak lipatan.

    Jahit di sepanjang pinggirannya bersama-sama. Gunakan mesin jahit atau jahit dengan tangan untuk membuat jahitan lurus sepanjang ujung bahan yang akan digunakan sebagai gantungannya. Balikkan bahan dari dalam ke luar dengan menggunakan alat penggantung baju yang dimasukkan ke dalam tabung (bisa dengan mengaitkan atau menalinya) dan tarik hingga tabung terbalik. Ratakan tabung dengan seterika.
    • Cara lain, Anda dapat melipat sisi kasar dari gantungan ke tengah dan jahit secara berkelok-kelok (seperti yang terlihat pada gambar).
    Siapkan gantungan untuk dijahitkan ke tas. Lipat ujung dari gantungan sebanyak 1/2 inci (1.3 cm) dan setrika untuk menegaskan lipatan. Sematkan ujungnya dengan tanda yang sudah Anda buat untuk membuat gantungannya. Pasang ujungnya kira-kira 1.5 inci (3.8 cm) di bawah pembukaan tas dan jepit atau jelujur pada tempatnya

    Jahitkan gantungan ke tas. Lakukan jahitan atas persegi di atas tumpukan bahan agar gantungan terjahit pada tempatnya.

    4. Menghias Tote.

    Gunakan layar cetak desain pada tote. Ini adalah cara yang populer untuk menghiasi tote. Ciptakan desain yang apik dengan stensilan dan gunakan cat atau tinta untuk membubuhi gambar pada tote bag anda. Pastikan untuk memilih warna yang mencolok sehingga hiasan terlihat jelas pada bahan.

    Tambahkan gemerlap berlian buatan. Jika Anda ingin tas Anda gemerlap, pertimbangkan untuk menambahkan berlian buatan. Yang Anda perlukan adalah alat lem panas dan sebungkus batuan yang gemerlap. Lem batuan itu dalam bentuk yang menarik di atas tas anda seperti bentuk bintang, hati atau lingkaran.

    Lukis tas dengan cat kain. Sediakan cat kain dari toko kerajinan tangan atau toko lukis dan gunakan itu untuk menghiasi tas anda dengan gaya yang anda inginkan. Anda dapat mengerjakannya dengan menggunakan stensilan atau gaya bebas untuk menciptakan desain yang menarik.

    Jahitkan kancing-kancing ke tas. Ini adalah hiasan yang trendi dengan biaya yang tidak begitu mahal. Gunakan kancing lama yang telah Anda miliki atau Anda dapat memperolehnya dari toko kain atau toko kerajinan tangan.

    Tambahkan bordiran. Ciptakan desain bordiran dan jahitkan ke tas Anda dalam bentuk tempelan. Anda dapat menggunakan bordiran dari foto Anda, inisial Anda, atau desain orisinal - imajinasi Anda adalah batasnya!https://id.wikihow.com/Membuat-Tote-Bag

    CARA MEMBUAT TOTE BAG

  • - Copyright © I Komang Pandu Darmawan - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -